12.31.2009

promkes (patah tulang)


PATAH TULANG JANGAN DIPIJAT

KENALI CIRI AWAL PATAH TULANG DENGAN MEMPERHATIKAN RIWAYAT...

Patah Tulang

TUGAS TERSTRUKTUR
PENYAKIT TIDAK MENULAR
PATAH TULANG





Disusun Oleh:
Ika Nurhidayati G1B009045



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, taufiq, dan karunia-Nya makalah tentang Penyakit Tidak menular ”Patah Tulang” ini dapat terwujud sesuai dengan rencana. Penyusunan makalah ini memang atas arahan dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam upaya agar isinya lebih terstruktur dan makin terarah.
Adapun maksud utama penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas terstruktur sebagai salah satu syarat mengikuti ujian. Makalah ini dirasakan belum cukup sebagai sebuah referensi yang tentunya masih harus ditambah lagi dengan berbagai sumber yang berkaitan dengan kasus patah tulang.
Saya sebagai penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya dan semoga dapat menambah pengetahuan kita.
Dalam kesempatan ini saya berterima kasih kepada keluarga, teman – teman, saudara atas dorongan dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tulisan ini. Semoga tuhan yang Maha Esa senantiasa mencurahkan keberkahan-Nya kepada kita semua. saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, tegur sapa dan kritik yang konstruktif sangat saya nantikan.
Purwokerto, Oktober 2009

Penulis


DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………………….i
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
Bab I. Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 2
Bab II. Tinjauan Pustaka 3
Bab III Pembahasan 4
A. Definisi 4
B. Keluhan dan Gejala 4
C. Pemeriksaan Penunjang Diagnosatik 4
D. Etiologi 5
E. Pencegahan 8
F. Pengobatan 9
G. Rehabilitasi 11
H. Prognosis 12
I. Peran Keluarga Dalam Pencegahan Penyakit 12
Bab IV Penutup 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
Daftar Pustaka 14
Daftar pustaka











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tulang membentuk tulang rangka dari tubuh dan membiarkan tubuh untuk bergerak bebas serta melakukan fungsi didalam tubuh. Tubuh merupakan reservoir tubuh dari zat kapur dan selalu mengalami perubahan dibawah pengaruh hormone. Hormon paratiroid meningkatkan zat kapur darah dari tulang. Kalsifonin mempunyai pengaruh kebalikannya, membiarkan tulang untuk menerima zat kapur dari darah.
Patah tulang adalah suatu kondisi medis dimana tulang tersebut pecah/rusak. Patah tulang juga dapat terjadi sebagai kondisi medis tertentu bahwa tulang tersebut lemah seperti osteoporosis, dll.
(http://www.wikipedia.org/wiki/bone_fracture) .

Patah tulang dapat disebabkan kerena :
a. Jatuh dari sebuah ketinggian
b. Kecelakan motor
c. Pukulan/tamparan langsung
d. Kekerasan pada anak
e. Tenaga yng berulang seperti yang disebabkan kerena lain-lain dapat menyebabkan keretakan pada kaki, tibia/tulang kering/pinggul.
(http://www.nlm.nighgov/medineplus/ency/article/00001.htm).
Patah tulang dapat didiagnosa dengan cara memeriksanya fisik dan sinar x pada bagian/tempat yang terdapat luka.
(http://www.hmc.psu.edu/healthinfo/b/bonefracture.htm)
Sering kali patah tulang mudah untuk dideteksi kerena ada kelainan bentuk yang nyata terkandang tidak mudah untuk didiagnosa.





B. Permasalahan
Insiden patah pinggul dan semua jenis patah tulang telah dipelajari dari 12 negara oleh the Dialysis Outcornes and Practice Patters Study (DOPPS) setiap tahun insiden terjadi sekitar 0,89% untuk patah tulang dari 2,6% untuk semua jenis patah tulang (untuk berumur kira-kira 60 tahun). Pelajari ini menular keseluruh dunia kelompok Haemodialys(HD) membuktikan bahwa sebagian besar insiden patah pinggul pada pasien HD dibandingkan dengan populasi secara umum, tentu saja diantaranya 60-65 tahun. Pada setiap tahun insiden berada pada range 0,07%-0,22 pada populasi secara umum.
Insiden patah tulang pada pasien HD adalah benar-benar sama atau lebih besar dari populasi secara umum berumur 10 sampai 20 tahun lebih.
(http://nat.oxfardjouna’s.org/egi/content/full/gkm508vI)













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa kamus mengemukakan cedera sebagai Accident adalah sebagian kejadian yang tidak diharapkan, tak terencana, tidak disengaja, tidak diingini. (Haddon, Lauer, Gordon &Aycock, Singam& Chung Eng_Bung) (Soeselo, 1998:427).
Definisi WHO menekankan unsur kecepatan, menggambarkan kecepatan terjadinya (kurang tepat untuk cedera keracunan) Soeselo(1988:428) mengatakan bahwa cedera merupakan kekuatan dari luar, tidak tergantung pada kemauan, tidak selalu benar, karena anak kecil dalam meraih nyala api atau bahan berbahaya, terlibat unsure kemauan.
Menurut Waller (1985:7) dalam buku Injury Control menekankan kejadian tidak disengaja, terjadi dalam “detik-menit”, sedangkan cedera keracunan termasuk ketidaksengajaan. Karena hanya 20% akibat bunuh diri. Secara lengkap Wallar (1987:16) dalam “ Annual Review Public Health 1987” menjelaskan definisi cedera sebagai berikut:
“suatu kecelakaan mendadak, tidak diharapkan atau tak terduga, terjadi kerusakan jaringan tubuh yang tak diingini, sifatnya karena disengaja maupun tak disengaja dipengaruhi 1-5 bentuk energy fisik seperti energy kinetic, radiasi, panas, listrik, terjadi dalam milimenit-menit atau bulan-tahun, termasuk sejuml;ah kecil energy ditransfer dalam waktu lama (bulan –tahun), melewati mekanisme keseimbangan atau resiki transfer energy berulang –ulang, melampaui adaptasi biologis. Keadaan ini disebut penyakit kronik (jarang terjadi):misalnya kanker paru – paru pada perokok.”






BAB III
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Patah tulang adalah suatu kondisi medis dimana tulang tersebut pecah/rusak. Patah tulang juga dapat terjadi sebagai kondisi medis tertentu bahwa tulang tersebut lemah seperti osteoporosis, dll.

B. KELUHAN DAN GEJALA
 Anggota badan/tulang sendi tampak janggal atau berbentuk tidak sesuai.
 Bengkak, memar atau berdarah.
 Nyeri yang hebat.
 Mati rasa dan terasa gatal
 Kulit retak/hancur dengan tulang menonjol keluar.
 Gerakan terbatas/ketidak mampuan anggota badan untuk melangkah
(http://www.nlm.nihgov?medineplus?ency?articel?00001.htm.)

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSATIK
Patah tulang dapat diagnosa dengan cara pemeriksaan fisik dan sinar X pada daerah/tempat yang luka, tapi beberapa dari jenis patah tulang/retak sulit dilihat dengan sinar X. Dokter menyarankan tentang gambaran tes diagnose seperti Computect Tornography (CT). Magnetic resonance imaging (MRI), untuk pengamatan tulang. Patah tulang yang bersifat terbuka membutuhkan tambahan tes penunjang untuk menentukan pakah darah tulang hilang /habis dan jika terinfeksi.
(http://www.hmc.psu.edu?healthinfo?b?bonefracture.htm.)
D. ETIOLOGI
Patah tulang adalah suatu kondisi medis dimana tulang tersebut pecah/rusak. Patah tulang juga dapat terjadi sebagai kondisi medis tertentu bahwa tulang tersebut osteoporosis. Jenis-jenis tertentu dari kanker/osteoporosis imperfect
(http://www.wikipedia.org/wiki/bone/ fracture)
Tulang mengalami kerusakan, retak dan patah pada beberapa bagian tulang yang terkena benturan. Sehingga interitas tulang itu sudah tidak lagi utuh.
Sususnan tulang ada yang dapat berpindah posisinya kerena suatu benturan ini mencoba untuk menjelaskan apakah tulang-tulang dapat dikelompokan dengan baik. Jumlah penggatian yang diperbolehkan tergantung pada letak tulang yang rusak, sehingga patah tulang terjadi.
Ketika beban yang lebih diberikan pada tulang yang tidak kuat, patah tulang terjadi ketika tulang tidak bisa menahan beban lebih. Intergitas tulang hilang dan struktur tulang rusak.
Patah tulang disebabkan oleh berbagai hal, termasuk :
1. Serabut-serabut syaraf yang berada ditulang menyebabkan nyeri dan serabut ini tergantung ketika tulang itu rusak atau memar.
2. Tulang yang patah mengalami pendarahan dan darah mengalami pembekakan sehingga menyebabkan nyeri.
3. Otot-otot mengalami bagian tulang terluka sehingga otot mengalami kejang ketika otot berada didalam tulang yang rusak dan kekejangan ini menyebabkan nyeri.
Sering kali patah tulang mudah untuk dideteksi karena ada kelainan bentuk yang nyata, tetapi terkadang tidak mudah untuk didiagnosa, penting bagi dokter untuk mendiagnosa suatu riwayat luka itu untuk memutuskan permasalahan potensial yang mungkin ada.
Patah tulang dapat terjadi karena pukulan langsung, sehingga tulang menjadi bengkok jenis beban pada tulang menentukan seberapa jauh parah itu terjadi.

Jenis-jenis patah tulang :
1. Patah tulang lengkap  dimana tulang terpotong/terbagi dengan penuh.
2. Patah tulang tak lengkap  dimana tulang terbagi tetapi sebagian masih berhubungan.
3. Patah tulang linier  patah tulang pada poros paralel dari tulang sendi yang panjang.
4. Patah tulang melintang  patah tulang pada sudut kanan 2 siku-siku pada tulang-tulang sendi yang panjang.
5. Patah tulang condong/bengkok  patah tulang pada tulang sendi-sendi yang panjang yang berbentuk sudut/diagonal.
6. Patah tulang karena penekanan  patah tulang yang biasanya terjadi pada ruas-ruas tulang belakang.
7. Patah tulang pilinan/spiral  patah tulang dimana sedikitnya satu bagian dari tulang yang sudah terbelit.
8. Comminuted Fracture  Patah tulang yang menghasilkan beberapa fragmen-fragmen.
9. Patah tulang yang memendek  Patah tulang disebabkan karena fragmen-fragmen dari tulang terbagi-bagi satu sama lain.
10. Patah tulang terbuka  Patah tulang dimana tulang berhubungan dengan udara (membuka) yang menembus kulit/luka yang parah di jarringan kulit.
(http://www.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).

Retak tekanan
Retak tekanan adalah suatu luka yang berlebih disebabkan karena trauma kecill yang kambuh lagi. Tulang bisa gagal untuk menyerap guncangan yang sedang menyerangnya dan kemudian menjadi lemah. Paling sering dijumpai pada kaki yang ukurannya lebih rendah, tulang kering atau kaki. Atlet-atlet mempunyai resiko patah tulang yang paling besar karena mereka sering menjatuhkan kaki di permukaan yang keras. Pemain tenis, pemain bola basket, pelompat-pelompat dan atlet senam pada umumnya beresiko untuk patah tulang. Kemajuan suatu retakan sebutan untuk suatu retak tekanan dari tulang panjang atau metatarsai (tulang telapak kaki).
Diagnosa dibuat dari sejarah dan uji secara fisik, namun demikian scan tulang mungkin bisa memberikan informasi untuk diagnosa.
Perawatan yang dilakukan adalah konservatif, istirahat, pemberian es pada luka retakan dan pengobatan anti inflamasi seperti ibu profen. Retak seperti ini memerlukan waktu 6 – 8 minggu untuk penyembuhan (selama retak itu dapat dilihat dengan sinar X). Terlalu berusaha untuk cepat sembuh sebelum waktunya dapat menyebabkan resiko luka dan dapat memperluas retak sampai keseluruh tulang.
Bidai-bidai tulang kering mempunyai gejala yang mirip dengan retak tekanan dari tulang kering tetapi karena radang lapisan tulang yang disebut Periosterum. Bidai-bidai tulang kering disebabkan karena aktifitas atau kegiatan berlebih yang dilakukan oleh pelari, pejalan kaki, penari dan termasuk orang yang suka melakukan senam aerobic. Selesai berjalan otot-otot memerlukan priosteum dan tulang itu sendiri dapat meradang. Perawatan dan fisioterapi dapat sangat menolong retak tekanan.
Seperti orang-orang berumur, tulang-tulang juga berpotensi berkembang menjadi osteoporosis. Suatu kondisi dimana tulang-tulang kehilangan calcium (zat kapur). Keadaan ini membuat tulang lebih mudah untuk pecah. Demikian suatu macamtype dari luka adalah retak tekanan pada tulang belakang, terutama sering terjadi pada dada atau tulang belakang pinggang. Karena kita sejajar dengan binatang jika tulang-tulang dari punggung/belakang lemah dari pada kekuatan dari tulang-tulang sehingga menjadi dapat mengisutkan.
Luka-luka tekanan dari punggung bisa atau tidak bisa akan dihubungkan dengan syaraf atau jaringan syaraf dalam tulang punggung. Suatu pemeriksaan sinar X di punggung dapat mengungkapkan luka tulang, kadang-kadang suatu scan CT atau MRI dapat digunakan untuk menjamin tidak ada kerusakan pada jaringan syaraf.
Perawatan termasuk pengobatan dan sering juga sesuatu yang terkait. Beberapa tekanan yang mematahkan dapat juga dirawat dengan vertebropasty melibatkan penyisipan suatu material yang seperti lem kedalam pusat dari tulang punggung tulang belakang untuk menstabilkan dan memperkuat tulang yang dihancurkan. Lem (methilmethacylate) disisipkan dengan suatu jarum dan alat suntik melalui kulit yang anesthetized kedalam midportion ruas tulang punggung dengan sinar X yang khusus. Begitu lem disisipkan, lem akan mengeras membentuk suatu struktur menyerupai tulang yang rusak tersebut.

Patah tulang rusak
Luka itu lebih sering menyerang rusuk dan mudah patah apabila terkena pukulan langsung. Pemeriksaan sinar rontgen pada tulang rusuk diambil kerena tidak berarti jika tulang itu rusak. Ketika bernafas udara masuk kedalam paru-paru kita. Ketika seorang mempunyai nsuatu tulang rusuk yang luka rasa sakit tersebut bisa membuat kesulitan dalam bernafas dan orang mempunyai kecenderungan tidak mampu bernafas dalam-dalam. Jika tulang rusuk terluka atau patah akan beresiko terkena infeksi/radang paru-paru. Perawatan untuk tulang rusuk yang rusakdan memar adalah menggunakan es. Tetapi nyeri akan terasa dalam waktu 4 sampai 6 minggu. Untuk mendiagnosanya dengan menggunakan ci scan.

E. PENCEGAHAN
 Memakai alt pelindung saat melompat, bersepeda, dan yang berhubungan dengan berolah raga. Hal ini termasuk helm, alas pada lutut, dll.
 Membuat perlindungan dirumah untuk anak kecil, pintu, tangga dan menjaga pada saat membuka jendela.
 Anak-anak belajar bagaimana melindungi dan berhati-hati untuk keselamatan mereka sendiri.
(http://www.nlm.nihgov?medineplus?ency?articel?00001.htm.)

F. PENGOBATAN
Pertolongan pertama untuk patah tulang termasuk menstabilkan retak dengan belat agar mencegah pergerakan pada bagian luka yang dapat memutuskanpembuluh darah dan selanjutnya dapat menyebabkn jaringan, bersifat murah, kecil/ringan, tahan air dan kuat. Di rumah sakit, retak-retak yang bersifat tertu8tup didiagnosa dengan menggunakan sinar X.
Kesembuhan tulang sering kali terjadi secara alami. Pengobatan patah tulang bermaksud memastikan kemungkinan fungsi dari tulang untuk penyembuhan serlanjutnya. Patah tulang umumnya disembuhkan dari pemulian potongan-potongan tulang yang retak untuk bisa kembali pada posisi semula dan mempertahankan posisi selagi tulang sisembuhkan. Proses ini akan dirasakan sakit bila tanpa obat matirasa (anesthesia).
Sampai disini otot-otot yang retak biasanya ditahan dengan menggunakan dengan gips dimana bias menahan posisi tulang dan susunan tulang sendi dan retak-retakan yang lain. Tulang-taulang yang lebih kecil ada kalanya dapat disembuhkan tanpa balutan gips.
(http://www.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).
Metode pembedahan dari pengobatan/penyembuhan patah tulang mempunyai resiko dan manfaat, tapi biasanya perawatan dilaksanakann jika perawatan yang konservatif sudah gagal/ sangat mungkin untuk gagal. Beberapa patrah ntulang di pinggul kerena osteoporosit/osteogenesis imperfacia) Perawatanya dilakukan secara rutin kerena pengobatanya sulit akibat pembuluh darah mengalami penyumbatan yantg berhubungan dengan paru-paru. Hal ini lebih berbahaya disbanding perawatan yang lain. Dimana permukan tulang sendi rusak akibat retak, oprasi/pembedahan/perawatan biasanya juga direkomodasikan untuk kelancaran/kehalusan dari tulang sendi.
(http://www.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).
Infeksi sangat berbahaya bagi tulang kerena dibatasi oleh aliran darah . Kadang-kadang tulang diperkuat dengan unsur logam, perlindungan terhadap tekanan terjadi dimanan lapisan membawa terlalu besar sebagain dari beban tulangt yang menyebabkan terhentinya pertumbuhan contohnya. Masalah ini dapat dikurangi tapi tidak bias dihilangkan oleh pemakaiain bahan-bahan modulus yang rendah, termasuk titanium dan campuran logam. Panas dari pergeseran peamasangan barang-barang dari logam yang dapat dengan mudah terakumulasi dan kerusakan jaringan tulang. Jika batang logam ini dipasang/dihubungkan dengan yang lain. Contohnya : titanium dengan campuran unsur cobalt-chromium/skrup baja tahan karat).
(http://www.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).
Didalam pengobatan bedah tulang retak-retak digolongkan seperti terbuka/tertutup (campuran) yaitu yang berhubungan dengan tulang dan luka yang telah terkontaminasi. Luka yang terbuka menyebabkan resiko infeksi/peradangan. Hal ini memerlukan perawatan antibiotic dan perawatan yang biasanya berhubungan dengan pembedahan pada saat yang mendesak. Hal ini melibatkan penghilangan dari semua kotoran, bahan pencemar dan jaringan yang mati.
Patah tulang yang bersifat biasa adalah retak yang hanya terjadi sepanjang garis tulang-tulang yang patah, sampai terpotong kedalam 2 bagian, sedangkan multi-fregmantary melibatkan potongan-potongan tulang yang terpisah. Suatu retak yang sederhana dan tertutup lebih mudah diobati dan mempunyai prognosis, suatu kondisi yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah/rentan.
(http://en.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).
Proses penyembuhan tulang
Proses penyembuhan yang dialami dari patah tulang dimulai ketika tulang terluka dan melingkupi jaringan darah. Darah membeku untuk membentuk satu gumpalan darah diantara fragmen-fragmen yang rusak. Di dalam beberapa hari pembuluh darah tumbuh seperti matrik dari gumpalan darah. Pembuluh darah baru membawa sel darah putih kebagian-bagian tertentu secara berangsur-angsur. Pembuluh darah juga membawa fibroblast kedinding darah untuk memperbanyak dan menghasilkan serat-serat kolagen. Dengan cara ini gumpalan darah digantikan oleh suatu matrik dari kolagen.
(http://en.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).
Awalnya serangkaian tulang tidak mempunyai sifatmekanis yang kuat dari tulang yang sudah dewasa/matang. Suatu proses dari perubahan model, tulang yang dirangkai digantikan oleh tulang dewasa. Keseluruhan proses dapat memakan waktu sampai 18 bulan, tapi pada orang deawasa kekuatan dari penyembuhan tulang biasanya 80% dari keadaan normal mulai 3 bulan setelah luka.
Beberapa factor yang dapat membantu/menghambat proses penyembuhan tulang. Sebagai contoh : bentuk apapun dari zat nikotin dapat menghambat proses penyembuhan tulang dan asupan gizi (seperti zat kapur/kalsium) akan membantu proses penyembuhan tulang. Penekanan hubungan penurunan berat badan pada tulang, setelah tulang sudah cukup sembuh untuk membawa beban juga membangun kekuatan tulang.
(http://en.wikipedia.org/wiki/bone_fracture).

G. REHABILITASI
Dalam waktu 6 bulan selama waktu penyembuhan :
- Menghindari mengangkat yang berat, membawa, mendorong atau melempar dengan lengan tangan yang sedang terluka.
- Mengikuti olah raga terlebih dahulu.
- Jangan manaiki tangga dan memanjat pohon.
- Hindari aktivitas yang berisiko.
Selama masih penyembuhan tulang masih terasa kaku untuk bergerak sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk memulihkannya. Tetapi ada juga dengan melakukan terapi retak tulang tersebut tidak pulih sepenuhnya atau masih lemah.
(http://orthoinfo.qaos.org/topic.ckmckmtopik=A00012)





H. PROGNOSIS
Patah tulang pinggul yang terjadi pada pasien memiliki resiko kematian 2 kali lebih besar (sampai 50%)dalam satu tahun. Tidak heran biaya yang berhubungan dengan patah tulang juga besar.
(http://nat.oxfrajournals.org/cgi/containt/full/gkm508vI)

I. PERAN KELURGA DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT
Tugas Dokter Keluarga
1) Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2) Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
3) Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,
4) Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
5) Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
6) Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,
Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
7) Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
8) Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
9) Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
10) Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,



BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Patah tulang adalah kondisi medis dimana tulang tersebut rusak/pecah. Patah tulang dapat terjadi kerena kecelakaan motor, jatuh, pukulan langsung, dll. Patah tulang dapat didiagnosa melalui pemeriksaanfisik dan sinar X pada tempat/bagian yang luka. Rehabilitas dapat dilakukan selama 6 bulan selama waktu penyembuhan.

B. SARAN
1. Memakai alat pelindung pada saat menggunakan kendaraan, olah raga, dll.
2. Harus banyak masukan zat-zat mineral dalam tubuh pada saat proses penyembuhan tulang yang retak.











DAFTAR PUSTAKA

http://www.hmc.psu.edu/healthinfo/b/bonefracture.htm. Diakses tanggal 30 Oktober 2009.
http://nat.oxfarddjounals.org/cgi/content/full/gkm508vl. Diakses tanggal 30 Oktober 2009.
http://www.wikipedia.org/wiki/bone_fracture. Diakses tanggal 30 Oktober 2009.
http://orthoinfo.qaos.org/topic.ckmckmtopik=A00012. Diakses tanggal 31 Oktober 2009.
Soeselo H.,”Epidemologi Kecelakaan”, Majala Kedokteran Indonesia, 38:427, 1988.